Aku Mulai Menikmati Kehidupan Pesantren

Lihat pula: Patuhi Prokes, Putri IMMIM raih Penghargaan dari Menkes RI

Oleh: Mutia Amalia, Putri IMMIM Kelas VII #Delonix026

Mutia Amalia. (foto: ist/blogsantri)
Mutia Amalia. (foto: ist/blogsantri)

BLOGSANTRI – Tak terasa waktu mengubah segalanya dari masa kanak menjadi remaja. Perasaan baru kemarin menyelesaikan pendidikan di tingkat Sekolah Dasar dan sekarang sudah menjadi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Aku memutuskan memasuki Pesantren, dan pilihanku adalah Pondok Pesantren Modern Putri IMMIM Pangkep.

Ya, untuk belajar mandiri, pesantren adalah pilihan tepat. Memulai jauh dari orangtua, belajar banyak hal baru di lingkungan baru, latihan menjadi mandiri, tahan banting, menyesuaikan diri dengan beragam karakter dari berbagai daerah, dan pada saat yang sama harus tangguh menghadapi begitu banyaknya pelajaran dan tugas, pelajaran umum dan pelajaran kepesantrenan. Insya Allah, jika dijalani dengan ikhlas, akan menjadi bekal yang baik buat masa depan di dunia dan akhirat.

Hari pertama aku menginjakkan kaki di Ponpes Modern Putri IMMIM, rasanya senang sekali mendapatkan banyak suasana baru dan teman baru. Awalnya terasa berat saat perpisahan dengan orangtua. Aku menangis dalam pelukan mama, tapi kuharus kuat. Masuk pesantren adalah mauku sendiri. Aku masuk ke Pesantren, demi kebaikanku juga.

Suasana di Asrama saat malam tidak terlalu canggung karena kami sesama penghuni asrama sebelumnya sudah saling kenal melalui grup media sosial Whatsapp. Masih teringat jelas, saat harus melewati malam-malam pekan pertama berada di Pesantren. Ada saja yang menangis, ada pula temanku yang hampir tiap malam menangis kalau ingat orangtuanya. Aku pun demikian. Kalau sudah melihat teman yang satu menangis, yang lain ikut menangis.

Saat hari pertama semua temanku sering menangis tapi alhamdulillah aku sudah bisa mengatasi kesedihanku. Hari-hari berlalu tak terasa sudah sebulan kami bersama banyak hal yang dilakukan, tapi setelah sebulan-dua bulan entah kenapa dan bagaimana aku sering merindukan sosok kedua orangtua.

Setiap hari aku menangis, saat terbangun dari tidur untuk Shalat Subuh aku selalu berharap akan bangun di kamar dan ada mama di sampingku. Tapi itu tak terjadi meski aku terus berharap.

Aku pun curhat kepada Ummi Wali Asrama tentang kesedihanku. Entah berapa kali aku curhat kepada ummi tapi ummi tidak pernah bosan menghadapiku. Untuk itu aku tak lupa berterima kasih kepada ummi yang sudah memberiku semangat dan harapan.

Hatiku sudah mulai diluapi harapan untuk bisa terbebas dari rantai kesedihan ini. Aku melalukan banyak hal untuk tidak larut dalam kesedihan dan kerinduan kepada orangtua. Mulai dari membersihkan lemari, menggambar, dan lain-lain.

Saat malam hari aku mempunyai rutinitas untuk menghilangkan rindu kepada kedua orangtua. Usai menggosok gigi, mencuci muka, lantas berwudhu, akupun memakai mukenah, mengambil Al-Quran dan membaca Surah Yasin sampai selesai di atas ranjang. Saat akan tidur, aku berdoa, shalawat, dan meniatkan diri untuk bangun Shalat Tahajud.

Saat tengah malam, Alhamdulillah Allah membangunkanku untuk shalat. Bangun shalat lail adalah satu perjuangan tersendiri. Meski masih menahan ngantuk dan dingin, aku tetap segera berwudhu dan setelahnya membangunkan teman-teman ku untuk shalat berjamaah.

Hanya beberapa temanku yang bangun dan kadangkala aku sendirian disetiap doaku aku menangis. Aku meminta banyak hal kepada Allah, bersyukur kepadanya atas segala rezekiNYA, hingga memohon ampunan untuk kedua orangtua. Inilah rutinitas aku saat malam.

Hari berjalan terasa lambat sekali. Aku selalu berharap aku dapat keluar dari pesantren ini. Aku sering sekali mengatakan untuk keluar dan pindah sekolah tapi aku mengingat uang yang sudah dikeluarkan kedua orangtua untuk membiayai sekolahku.

Hari berganti dengan lama sekali, penuh rasa kesedihan dan kerinduan. Alhamdulillah aku mulai bisa semangat untuk memulai hari dan harapan yang baru meninggalkan segala kesedihan,keterpurukan dan lainnya. Alhamdulillah Allah menjawab segala doa-doaku yang telah aku panjatkan kepadanya.

Aku bukanlah manusia sempurna. Seandainya aku memiliki kekuatan mengembalikan waktu akan kulakukan untuk mengulang waktu pada masa kecilku yang penuh kebahagiaan. Aku masih ingin menjadi gadis kecil seperti waktu dulu. Hal itulah yang membuatku rindu akan kedua orang tua dan masa kanak kanak.

Pekan pertama Desember, waktu itu datang juga. Usai Ujian Semester akhirnya kami para santriwati diliburkan. Senang sekali melihat kedua orangtua datang menjemput. Pesantren tidaklah seseram yang dibayangkan.

Ada banyak hikmah dan pelajaran yang kudapatkan selama kurang lebih lima bulan. Teman baru, asrama baru, pengajian dan tilawah di mesjid, menyaksikan kakak-kelas berceramah dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Arab, Keseruan menghafal asmaul husna dengan gerakan tangan, upacara hari santri, keharusan menghafal kosakata, dan terkadang menikmati jasus. Kesemuanya itu adalah penggembleng diri menjadi lebih dewasa dan mandiri. Ya, karena itu semua, aku mulai menikmati kehidupan pesantren. (*)

Lihat pula: Prakarya Kuliner Latih Kemandirian Santriwati

- Advertisement -

Get in Touch

  1. Apa itu pesantren? Kata org pesantren itu menakutkan dan juga menyusahkan. Mengapa menyusahkan? Karena biaya pesantren tdk lah murah.Berbeda dengan Immim, Immim adalah pesantren berbasis modern. Tdk seperti pesantren lainya Immim sama sekali tdk membosankan. Mengapa? Ya, tentu karena Immim memiliki banyak acara acara Menyenang kan

    Seperti kata org, dulu saat saya ingin dimasukkan ke dalam pondok ini (Immim) saya sangat menentang apa yg direncanakan oleh kedua org tuaku.Dalam benak saya “Mengapa coba harus mondok? Kenapa bukan di sekolah umum seperti anak anak tetanggaku”. Bagi saya dan juga santriwati di Immim (bukan hanya Immim tetapi santri pondok lainya) meninggalkan kedua orgtua dan sanak keluarga itu tidak lah mudah. Bagi mereka dan juga saya momen momen bersama keluarga tdk dapat dilupakan. Walau begitu, saya akhirnya mendapatkan teman yg juga sedih di tinggal kan org tuanya di pondok. Hari demi Hari telah dilalui dan tahun demi tahun kami lewati dengan lancar.

    Banyak yg mengira bahwa saya telah terbiasa di pondok dan melupakan keluarga ku. Dan rupanya ohhh, tentu tidak. setiap saya sholat di dalam pikiran ku hanyalah Allah Dan juga ” kenapa di, di kasih masukka di pondok? Na usir ma kapa org tua ku” atau “kapan ki besukka kodongee mak, mauka pulang…. ” ok lupa kan. Saat SD Saya ternyata selalu memakai bahasa baku Dan tdk terlalu tahu tentang bhs,budaya, dari daerah luar. sejak di pondok, Alhamadulillah saya dapat mengetahuinya, hitung” untuk meningkatkan nilai seni budaya.

    “Apasih yg biasa org” katakan kalau kamu masuk mondok?” Ok, yg paling sering sih seperti ini. ” nay, kamu di pesantren sudah berapa juz lu hafal? ” dan saya jawab ” Alhamadulillah, mencapai target😌” padahal baru beberapa ayat, ehehhe.
    Selain dapat kamu pengetahuan pesantren juga bisa dibuat untuk membanggakan diri lohh apa lagi pesantren nya Immim. Contohnya percakapan ini :
    (Cousin) : “rekom pesantren dong nay”
    (Me) :”Immim mau nggak? ”
    (Cousin) :”hmm,menarik.nanti coba ku pikiran pikir”
    Ujung ujung ya sihh my cousin masuk juga disini Karena tertarik, bagus kan rekom ku? Ehehhe.

    Immim terkenal dengan bahasa nya , yaitu bhs arab dan inggris. Keren kan immim? Rata rata alumni disini berhasil semua lohh. Selain bhs nya, immim juga terkenal dengan kerapian dan Kedisiplinan santri nya. Immim juga terkenal dengan kerapian pondok nya. Mau bukti kalau immim terkenal? Ok deh.
    Contoh percakapan berikut :
    (Penjual HP) :”anak santri ya? ”
    (Me) :”eheheh, iya”
    (Penjual HP) :”dimana”
    (Me) : “minasa te’ne pangkep”
    (Penjual HP) :”coba saya tebak, pasti di immim putri”
    (Me) :”lahh kok tahu bang? ”
    (Penjual HP) :”saya kan pintar”
    Me: ” y”

    Ya sebenernya hidup di pondok itu enak, cuma belajar, sekolah, ngaji, makan, tidur hehe tapi banyak banget orang yang gak betah tinggal di pesantren termasuk saya yang punya tekad tinggi.

    Berbicara kebersamaan, di pesantren kebersamaan antara santri sangat kuat. Saya ingat, jika waktu dijenguk tiba ketika ada orang tua santri yang datang untuk mengunjungi anaknya, pasti wali santri tersebut membawakan nasi untuk anaknya serta santri lainnya yang tinggal sekamar.

    Dari bungkusan itulah kebersamaan santri sangat terlihat, sebelum makan kami menyatukan bungkusan nasi itu menjadi satu sehingga bisa makan sama-sama, sampai berebut karena saking ramainya, tapi itu sudah menjadi hal biasa sehingga menjadikan sebuah kebersamaan semakin erat.

    Waktu terus berjalan hingga akhirnya saya lulus dari pondok pesantren. Suka dan duka, pahit manis sudah saya rasakan selama mondok 6 tahun.

    Saya bangga hidup di pesantren karena di pesantren saya sedikit tahu ilmu agama. Saya bangga hidup di pesantren karena di pesantren saya diajarkan untuk hidup sederhana.

    Saya bangga hidup di pesantren karena saya bisa merasakan nikmatnya kebersamaan yang tidak bisa saya dapatkan ketika hidup di luar.

    Saya bangga hidup di pesantren karena saya dididik untuk menjadi insan yang islami. Dan saya bangga hidup di pesantren karena dari pesantren saya tahu bahwasanya ilmu dunia serta akhirat harus seimbang agar tak salah melangkah.

    Disini

    saya merasakan suka dan duka di pesantren. Suka nya yaitu banyak teman dan juga jarang diomelin oleh orangtua. Dan duka nya yaitu pisah dengan org tua serta Jah dari jangkauan HP. Hayoo, disini siapa yg nggak suka diomelin org tua? Jujur saya sihh eheheh. Org yg di sekolah umum selalu mikir kalau “enak ya anak pesantren jarang diomelin ortu dan bisa bebas lagi”. ok, bebas dan jarang dimarahi ortu sih iya tapi, sebenci bencinya aku dimarahi ortu pasti saat di pesantren jarang rindu diomelin lagi. Sebenarnya saya masuk pesantren bukan karena niat, tetapi karena paksaan ortu. Yaa, bukan juga itu sihh andai saat itu saya tdk meraung raung sama mama untuk di kasih masuk di pondok saat masih kls 5 SD hanya karena nonton pesantren kun anta. Kukira hanya saya yg seperti itu mau masuk pesantren karena nonton pesantren kun anta tetapi banyak juga ternyata teman saya yg juga terjebak.

    Di cerita sebelumnya saya pernah mengatakan bahwa di Immim memiliki banyak acara. Mau tahu acara apa saja? Yuk selidiki!
    – Maulid
    Yaumul milad nabi muhammad SAW di lakukan di immim juga lohh..
    Maulid disini sangat seru, walaupun ember saya sempat hilang karena di pakai untuk maulid.
    – porseni
    Selain maulid, porseni tidak kalah serunya lohh… Mengapa? Karena berbagai acara, lomba, dll di lakukan disini.

    Selain itu, banyak juga lohh acara seru lainya walaupun saya tdk tahu sihh, ehehehe…

    Ok so…, ketika saya dijenguk selalu saja saya minta pulang (ini saya jujur ya).mengapa? Ya, tentu saja mau dirumah karena tidur – tiduran,makan banyak, dll. Itulah mengapa ortu saya stress mengurusi saya, jadi nya saya dipulangkan kembali ke pondok (ingin menangis tapi tdk bisa:”).
    Immim pernah mengalami beberapa masibah yg mengharuskan seluruh santriwatinya belajar dirumah(daring) yaitu terjadinya virus mematikan (Covid). tetanggaku pernah bingung karena,kenapa ortu saya memasukkan saya di pondok padahal masih corona. Dan karena saya bingung saya tanyalah ke ortu
    (Me) : “mah, kenapa kita kasih masukka di pesantren baru ada virus corona”
    (Mama) :”sudah mo ko mau kena corona, ndk bakal kenak ko itu lagi”
    (Me) :”ehhh, iya di’ eheheh”

    Kata org.”hari apa sih yg biasa disukai anak immim?”. kalau itu sihhh gampang saya jawab yg tentunya jawabanya yaitu sabtu. Mengapa sabtu? Yaa, karena baju sekolah pramuka membuat ku men jadi keren Dan besok nya libur + main hp. “Kenapa bukan hari ahad?”. Karena membosankan + besoknya senin:).

    Mau tahu kelakuan aneh yg ku lakukan saat pertama kali mondok? Yuk baca…
    – menangis saat sholat karena ortu dirumah sampai besoknya demam tinggi 3 hari lalu, ujung ujung nya dibawa pulang sama mama. Keren kan? (Jgn di coba)
    – pakek celana keluar asrama.
    Untungnya saat itu ada ummi tegur saya. Banyangin aja
    Kalau tdk di tegur.
    -dll

    Ok sampai sini saja Yaa,soalnya saya capek. Mohon maaf kalau banyak typo yg bertebaran,soalnya keyboard hp saya sedang tdk Mau diajak kerja sama:). Doakan semoga saya menang yaa amminn.
    Oleh : Muzarrafah Raihana sabir, Putri IMMIM Kls Vll B ,asrama Khadijah 2 #ATHARVA127

  2. Hai assalamualaikum …
    Saat tengah hari aku dan keluargaku sedang berkumpul diteras blakang rumah..tiba tiba Abi mengatakan”nanti lanjutnya di IMMIM putri ya”
    Dan disitulah kisah baru telah dibuka
    Saat hari dimana aku menginjak kaki untuk pertama kali di IMMIM yang ku dengar hanya suara suara yang menurut ku biasa sj
    Karena dari awal aku juga sudah memutuskan untuk ingin kepesantren ini jadi aku tdk terlalu sedih saat akan ditinggal oleh orang tua ku
    Disaat semua orang tua sudah pulang yang kurasa didalam asrama hanya canggung dan suara tangisan ,awalnya aku berpikir “kenapa harus nangis hanya ini sih?” Aku berpikir begitu karna rumah ku termasuk dekat dengan pesantren sedangkan teman teman ku tdk..
    Sdh 1 Minggu aku tinggal disana tapi aku masih merasa belum kesepian..ya mungkin pengaruh tempat baru dan banyak nya teman teman yang dapat ku kenal..saat hari Ahad semua santri kelas 1 pergi untuk menelpon tempat nya bernama”hotspot center” yap saat kalian ada disitu yang kalian dengar hanya suara tangisan dan rengekan mungkin hanya aku yg tdk menangis saat itu 😅
    Mungkin karna masih baru
    Namun perlahan demi perlahan semua kenyamanan itu hilang dan yang ada di setiap harinya hanya kesibukan dari Sholat,mengaji,dan kegiatan kegiatan laninnya kadang terasa lelah belum lagi saat melakukan pelanggaran …jujur aku tdk terlalu suka saat diberi hapalan tapi kakak pembina diasrama sering bilang”kesini itu untuk menghapal buat apa kalian kalo kesini kalo tdk mau menghapal ,kalian semua kesini dengan tangan kosong maka isi itu saat pulang buktikan kalo ada yang bisa kalian raih ada yang bisa kalian dapatkan walau itu hanya surah pendek ,kosa kata namun itu akan membantu kalian nanti semakin banyak yang kalian tahu semakin baik” saat itu hati ku terketuk bahwa “ya juga ya kenapa orang lain bisa kenapa aku tdk?pdhl sama sama makan sama minum ditempat yang sama” mulai dari itu aku sudah mulai aktif lagi dan keseharian dipesantren sudah aku angggap aktivitas normal dalam kehidupan ku mungkin karna masih awal jadi agak berat tapi pasti akan ringan dengan sendiri nya

    Sekian dari sy capek juga ngetik sama nginget awal masuk🙂
    Oleh: rabiyatul adawiyah, Putri immim Kls
    7A, asrama Khadijah 03.#ATHARVA127

  3. Hai assalamualaikum …
    Saat tengah hari aku dan keluargaku sedang berkumpul diteras blakang rumah..tiba tiba Abi mengatakan”nanti lanjutnya di IMMIM putri ya”
    Dan disitulah kisah baru telah dibuka
    Saat hari dimana aku menginjak kaki untuk pertama kali di IMMIM yang ku dengar hanya suara suara yang menurut ku biasa sj
    Karena dari awal aku juga sudah memutuskan untuk ingin kepesantren ini jadi aku tdk terlalu sedih saat akan ditinggal oleh orang tua ku
    Disaat semua orang tua sudah pulang yang kurasa didalam asrama hanya canggung dan suara tangisan ,awalnya aku berpikir “kenapa harus nangis hanya ini sih?” Aku berpikir begitu karna rumah ku termasuk dekat dengan pesantren sedangkan teman teman ku tdk..
    Sdh 1 Minggu aku tinggal disana tapi aku masih merasa belum kesepian..ya mungkin pengaruh tempat baru dan banyak nya teman teman yang dapat ku kenal..saat hari Ahad semua santri kelas 1 pergi untuk menelpon tempat nya bernama”hotspot center” yap saat kalian ada disitu yang kalian dengar hanya suara tangisan dan rengekan mungkin hanya aku yg tdk menangis saat itu 😅
    Mungkin karna masih baru
    Namun perlahan demi perlahan semua kenyamanan itu hilang dan yang ada di setiap harinya hanya kesibukan dari Sholat,mengaji,dan kegiatan kegiatan laninnya kadang terasa lelah belum lagi saat melakukan pelanggaran …jujur aku tdk terlalu suka saat diberi hapalan tapi kakak pembina diasrama sering bilang”kesini itu untuk menghapal buat apa kalian kalo kesini kalo tdk mau menghapal ,kalian semua kesini dengan tangan kosong maka isi itu saat pulang buktikan kalo ada yang bisa kalian raih ada yang bisa kalian dapatkan walau itu hanya surah pendek ,kosa kata namun itu akan membantu kalian nanti semakin banyak yang kalian tahu semakin baik” saat itu hati ku terketuk bahwa “ya juga ya kenapa orang lain bisa kenapa aku tdk?pdhl sama sama makan sama minum ditempat yang sama” mulai dari itu aku sudah mulai aktif lagi dan keseharian dipesantren sudah aku angggap aktivitas normal dalam kehidupan ku mungkin karna masih awal jadi agak berat tapi pasti akan ringan dengan sendiri nya

    Sekian dari sy capek juga ngetik sama nginget awal masuk🙂
    Sy rabiyatul adawiyah, dari Putri immim Kls
    7A, diasrama Khadijah 03.#ATHARVA127

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Related Articles

immimpangkep.ponpes.id

spot_img

Get in Touch

78,000FansSuka
5,000PengikutMengikuti
10,000PelangganBerlangganan

Latest Posts